Wawancara Perpisahan dengan Abie (Supervisor) P&O

Selama lebih dari 2 setengah tahun, Abie Cahya Kusuma membuat beberapa Prosthetic, orthotic dan alat bantu gerak lainnya yang kami berikan untuk Penyandang Disabilitas disekitar Bali dan Indonesia Timur. Sekarang dia meninggalkan PUSPADI Bali dan mereflesikan waktunya yang menyenangkan disini, dalam sebuah wawancara dibawah ini.

Bagaimana anda menggambarkan pengalaman di PUSPADI Bali?

Saya merasa bersyukur menjadi bagian dari Tim PUSPADI Bali karena ini adalah pertama kalinya saya bekerja dan disini saya belajar banyak tentang bagaimana menerapkan pengetahuan saya dari sekolah (Jakarta School of Prosthetics & Orthotics) secara nyata. Seperti, semua orang, termasuk staf, lingkungan, klien sangat menyenangkan dan kami tetap bisa saling mendukung.

Adakah kemajuan setelah anda lulus, kemudian berada di PUSPADI Bali dan sampai saat ini. Apakah ada beberapa hal yang anda dapatkan?

Kuncinya adalah perasaan untuk membantu, tempat ini tidak seperti tempat lainnya. Orang-orang yang kami bantu adalah salah satunya karena amputasi dan kami memiliki staf yang diamputasi, jadi kami mempunyai sebuah cara pendekatan yang berbeda. Saya tidak mengalami amputasi tetapi rasanya saya tahu apa yang mereka rasakan. Itu seperti sebuah  perasaan yang menyenangkan melihat seorang dengan disabilitas mulai berjalan dan kadang-kadang saya memanggil Pak Nesa (Koordinator Workshop PUSPADI Bali) yang mengalami amputasi sebagai contoh, mereka punya sebuah motivasi berbeda yang tidak bisa kami berikan kepada mereka. Dari mereka ada beberapa pengalaman yang saya dapatkan.

Juga, melalui PUSPADI Bali, pengalaman bekerja bersama dengan  orang yang diamputasi jadi saya mengerti kondisi mereka dan sedikit tentang kehidupan mereka. Saya mempunyai pemahaman keseluruhan  mengenai kehidupan sehari-hari seseorang yang diamputasi.

Kenangan apa yang menjadi kesukaan di PUSPADI Bali?

Kenangan kesukaan saya adalah mengunjungi  keluarga dari Penyandang Disabilitas dengan kondisi tidak mampu dan bagaimana mereka tetap bersemangat  juga memotivasi diri. Yang saya maksud, mereka benar-benar ingin berubah dan memiliki kemauan yang sangat besar untuk melakukannya, ini dampak dari kami (Staf PUSPADI Bali). Saya bersyukur orang-orang (klien dan staf) berada disekitar saya dan itu membuat saya ingin membantu lebih banyak orang.

Bekerja di PUSPADI Bali membuat anda mengerti tentang hak Penyandang Disabilitas dan Advokasi. Apa anda tahu mengenai Advokasi?

Dalam hal Hak Penyandang Disabilitas, ini merupakan bagian dari program kami yaitu pemberdayaan dan juga meningkatkan kesadaran tentang disabilitas. Dalam hal ini, Penyandang Disabilitas bisa melakukan sesuatu yang berbeda atau mungkin melebihi orang-orang disekitarnya. Kita tidak seharusnya mengasihi  mereka. Kita harus memberi kesempatan karena mereka bisa melakukannya. Kita seharusnya memberdayakan mereka dan meningkatkan kepedulian dengan meningkatkan kesadaran keluarga  bahwa Penyandang Disabilitas tidak harus disembunyikan dari masyarakat. Itu yang saya telah pelajari. Klien tinggal di rumah dan masyarakat jadi jika ke center kami (ALC) hanya untuk rehabilitas dan bukan dirumah, karena tidak akan berhasil. Karena itu perlu hubungan antara masyarakat, keluarga dan juga PUSPADI Bali.

Dimana anda akan pergi selanjutnya?   

Saya ingin mendapatkan pengalaman yang lebih lagi dengan budaya yang berbeda jadi saya akan bekerja di Riyadh Saudi Arabia. Ini merupakan kesempatan yang bagus untuk saya karena saya ingin sekali bekerja diluar negeri dan tempat kerjanya di kota suci agama Islam.

Saya akan bekerja untuk sebuah perusahaan khusus yang mempunyai workshop seperti PUSPADI Bali jadi saya mendapat pekerjaan yang sama, melakukan pendataan dan membuat Prosthetics dan Orthotics.

Ini merupakan hal yang tidak menyenangkan karena saya tahu PUSPADI Bali seperti keluarga untuk anda. Ceritakan lagi kepada kami.

PUSPADI Bali adalah lebih dari rekan kerja, mereka seperti keluarga karena disini kami saling mendukung dan  apa yang kita bicarakan tidak selalu pekerjaan, pekerjaan, pekerjaan tetapi jika ada masalah pribadi kita selesaikan bersama.

Mereka seperti keluarga dan saya merasa Bali adalah rumah kedua saya. Bali adalah tempat yang bagus dari  masyarakatnya , makanan dan kehidupannya.

“….Orang-orang dengan disabilitas bisa melakukan sesuatu yang berbeda atau mungkin lebih dari orang-orang disekitarnya. Kita seharusnya tidak mengasihi mereka. Kita harus memberi mereka kesempatan karena mereka bisa melakukannya sendiri. Kita seharusnya memberdayakan mereka dan meningkatkan kepedulian dengan meningkatkan kesadaran keluarga mereka bahwa Penyandang Disabilitas tidak harus disembunyikan dari masyarakat.” – Abie.

(image far left: photo credit: Harjono Djoyobisono).